Beberapa masa yang paling sukar, namun juga adalah masa penyembahan yang paling menginspirasi adalah pada masa-kasa kita mengalami kesedihan. Beberapa masa yang paling sulit, namun juga masa penyembahan yang menginspirasi adalah masa-masa kita berduka. Perasaan terdalam emosi dari kesedihan dan kehilangan yang dicampur dengan rasa harapan dan sudut pandang kekekalan. Kitab Pengkhotbah berkata, "Lebih baik pergi ke rumah duka daripada pergi ke rumah pesta, karena kematian adalah takdir setiap orang, hidup harus memasukkan hal ini ke dalam hati mereka" (7:2 NIV). Dalam kebudayaan kita yang bergerak cepat, pemakaman memberi kita kesempatan langka untuk merenungkan singkatnya hidup dan bagaimana setiap hari dalam kehidupan kita dihitung. Ada perasaan "datang untuk berdamai" dengan realita bahwa hidup kita di dunia ini akan berakhir. Sebagai orang Kristiani, kita menemukan jaminan dalam janji Firman Tuhan bahwa Yesus Kristus memang mati untuk pengampunan dosa-dosa kita dan bangkit kembali dengan undangan untuk kita hidup selamanya melalui Dia dan bersama Dia. Lagu-lagu penyembahan dapat menjadi aspek yang paling menghiburkan dari sebuah upacara pemakaman atau waktu kesedihan yang sangat. Bagian dari peran saya sebagai seorang gembala di bidang pujian dan penyembahan adalah untuk muncul dan "menjadi gembala" bagi mereka yang berduka. Ketika paduan suara atau himne sederhana atau lagu dimulai dengan gitar atau suara manusia, Anda bisa merasakan perubahan sesuatu di atmosfer. Kata yang tepat yang dinyanyikan pada saat yang tepat dapat membawa gelombang kenyamanan dan melepaskan kehadiran-Nya yang setia. "Terpujilah nama-Mu ketika jalan yang ditandai dengan penderitaan, ketika ada rasa sakit pada persembahan, terpujilah nama-Mu." "Buka mata Tuhan hati saya, saya ingin melihat Anda" ". Saya hanya bisa membayangkan ... Saya akan bangkit ketika Dia memanggil nama saya, tidak ada lagu kesedihan, tidak ada lagi rasa sakit." Ini hanyalah beberapa lagu yang telah melayani masa-masa itu dan membawa harapan bagi mereka yang telah kehilangan orang-orang terkasih. Kadang-kadang kita tidak yakin bagaimana untuk membawa kenyamanan dalam situasi di mana seseorang sedang melawan suatu penyakit atau pemulihan. Seringkali istri saya dan saya pergi ke sisi tempat tidur pasien di rumah sakit atau di rumah mereka dan hanya bernyanyi bagi mereka. Dengan kepekaan terhadap masa-masa seperti ini, kita berdoa bagi mereka dan menanyakan apakah mereka keberatan kalau kita bernyanyi dengan tenang dan menyembah di kamar mereka. Beberapa saat saya paling mendalam dengan Tuhan adalah pada masa-masa ini dimana ketika air mata mengalir dan iman dilepaskan dalam doa dan lagu. Alkitab dipenuhi dengan ayat-ayat yang memberikan contoh pujian di tengah-tengah rasa sakit, janji sukacita saya kita berjalan melalui kesedihan yang mendalam. "Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!"(Mazmur 42:6) "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.... pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa. "(Mazmur 23). Tuhan, beri kami semua hati yang sama yang kita cari untuk bisa bersimpati dengan baik pada waktu mereka berduka. Karena pada suatu hari, kami berharap untuk seseorang yang akan bernyanyi bagi kami dan membantu kami menyembah di tengah masa sukar kami.